Get snow effect
inidiablog-nya -_-"

Promosikan Halaman Anda Juga

Senin, 14 Maret 2011

fitnah media Australia terhadap SBY

Fitnah Media Australia Terhadap SBY Kunjungan Wapres Boediono di Australia pekan ini sungguh tidak menyenangkan. Dia disuguhi headline koran The Age berjudul "Yudhoyono Abused Power'.


Koran edisi Jumat 11 Maret 2011 memberitakan tentang penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak hanya itu, koran yang mengambil bahan berita dari kawat diplomatik Wikileaks itu, juga membeberkan korupsi penting SBY.


Seperti detikcom dikutip The Age, kawat diplomatik itu menyebutkan secara personal SBY telah mengintervensi dan mempengaruhi jaksa dan hakim untuk melindungi tokoh politik yang melakukan korupsi. SBY disebutkan juga menggunakan intelijen negara untuk memata-matai rival politiknya.


Kabel itu juga menceritakan secara detail bagaimana mantan wakilnya untuk membayar jutaan dollar untuk mengontrol partai terbesar di Indonesia saat itu. Kabel juga menyebutkan istri presiden dan keluarganya memperkaya diri melalui koneksi politiknya.


Menanggapi kabar berita tersebut presiden SBY mengungkapkan kekesalannya lewat Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menganggap artikel koran The Age berjudul "Yudhoyono Abused Power" yang menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyalahgunakan kekuasaan adalah fitnah. Artikel ini juga mencemarkan nama baik SBY.


http://www.thejakartaglobe.com/media/images/medium2/20100825131639562.jpg
"Jelas berita ini sangat merugikan reputasi Presiden dan merupakan pencemaran nama baik dan fitnah," kata Julian saat dihubungi detikcom, Jumat (11/3/2011).


Julian menyatakan, sampai saat ini SBY belum mengeluarkan keterangan resmi tentang artikel yang juga dilansir oleh media sekelompok The Age, Sydney Morning Herald, itu. Namun yang pasti pemberitaan itu tidak sesuai fakta dan kebenaran.


"Pemberitaan itu tidak sesuai fakta dan kebenaran," tegasnya.


Sejumlah nama penting disebut di artikel The Age. Mulai SBY, Jusuf Kalla, Ibu Negara, Taufiq Kiemas hingga Tomy Winata yang dilabeli 'Nine Dragons'.


Tanggapan nyata pak SBY
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung mengurut dada kala mengetahui dan membaca pemberitaan dua surat kabar Australia yang menyebutkan dirinya menyalahgunakan kekuasaan.



"Mengurut dada, nauzubillah, itu tidak kita lakukan tapi itu dikatakan kita lakukan," kata Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi menirukan reaksi SBY, Jumat (11/3).


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrNLjmhAYvKmJHLqjPG5sMLz9W2NsS4Xpgz5PF1JLSSpbFl7n9cnQ_9xDb7AwM35kwcnwfODBxypFWAfypCDAapJyAVombfSFmbUyoniKImIIqWT3ldxhC6h4pCRjgmfSFmUbyD4ZMZF4/s320/sby2.jpg
Menurutnya, reaksi itu ditunjukkan SBY sesaat sebelum menggelar pertemuan dengan delegasi World Islamic Economic Forum (WIEF) di kantor Kepresidenan. Sementara itu, reaksi Ibu Negara Ani Yudhoyono menurut Sudi langsung menangis kala mengetahui namanya juga disebut dalam pemberitaan.


"Ibu Negara sangat terpukul karena betul-betul tidak ada secuil pun yang dituduhkan itu dilakukan oleh Ibu Negara. Ibu Negara terus terang menangis," kata Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, Jumat (11/3).


Sudi menegaskan bahwa pemberitaan surat kabar The Age dan Sydney Morning Herald semata-mata fitnah. Menurutnya sejauh ini apa yang dilakukan oleh Ibu Negara semuanya transparan. "Apa pun yang kita lihat, mulai dari pendidikan, sosial, penghijauan, dan lingkungan hidup. Itu yang dilakukan beliau dan transparan," belanya.


Senada dengan Sudi, Menteri Koordinasi Perekonomian Hatta Raja juga mengungkapkan bahwa Ibu Ani mendedikasikan dirinya secara penuh untuk mendampingi SBY. Sebut saja seperti juga membantu mengembangkan program pemerintah seperti membangun rumah pintar, mobil pintar, dan semua aktivitas sosial.


Lepas dari itu, Istana secara tegas menyatakan pemberitaan ini hanya fitnah semata. "Itu bisa kita katakan ghost story, gunjingan yang tak mengandung kebenaran sama sekali," katanya.


Seperti diketahui, merujuk dapat situs Wikileaks dua surat kabar Australia memuat artikel yang menegaskan SBY telah menyalahgunakan kekuasaannya. Kawat diplomatik itu mengatakan, SBY mengintervensi proses penuntutan dan persidangan untuk melindungi Taufiq Kiemas, suami dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Selain itu, SBY juga dinilai telah menggunakan badan intelijen untuk memata-matai lawan politiknya.



Kebocoran Rahasia Negara Diduga dari Orang Terdekat Presiden ?
Anggota Komisi III Bambang Soesatyo menduga ada yang tidak bersih dalam istana Presiden terkait pemberitaan penyalahgunaan kekuasaan Presiden SBY dalam dua surat kabar Australia, The Age dan Sydney Morning Herald. Bambang juga yakin jika orang terdekat presiden terlibat dalam bocornya rahasia negara.


http://www.jakartaupdates.com/wp-content/uploads/2011/02/bambang-soesatyo.jpg
"Saya yakin materi laporan dalam kawat-kawat diplomat AS yang dikirim dari Jakarta bersumber dari orang-orang terdekat presiden. Sebab, materi laporan yang dipublikasikan itu berfokus pada presiden dan keluarganya. Hanya orang dekat dan kepercayaan presiden yang tahu tentang itu," kata Bambang dalam pesan singkat yang diterima mediaindonesia.com, Minggu (13/3).


Politisi Partai Golkar tersebut juga mengkhawatirkan jika materi yang bocor lewat Wikileaks tak hanya seputar presiden dan keluarganya, mungkin saja Wikileaks membocorkan rahasia negara di bidang ekonomi atau pertahanan negara.


"Bisa saja pembocoran itu mencakup sudah mencakup informasi ekonomi, pertahanan negara, dan informasi strategis lainnya," ucapnya.


Jika politisi lain sebagian besar menganggap pemberitaan tersebut sampah dan tidak penting, Bambang justru tidak menilai demikian. Menurutnya, presiden harus menyikapi masalah tersebut sebagai masalah yang serius.


"Presiden harus memaknai penyimpangan ini sebagai masaah serius dan strategis," ujarnya.


Tanggapan terhadap The Age dan Sydney Morning Herald
Dua media Australia, The Age dan Sydney Morning Herald memuat bantahan yang disampaikan Pemerintah Indonesia atas pemberitaan mereka sehari sebelumnya. Namun, pemuatan bantahan itu dinilai masih belum cukup dibanding dengan dampak yang ditimbulkan.

http://www.kaltimpost.co.id/uploads/berita/dir13032011/img13032011930231.jpg
”Kerusakan akibat berita tidak bertanggung jawab dan tanpa rasa hormat itu telah terlanjur terjadi,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparinga kepada koran ini, kemarin (12/3).

Menurutnya, berita yang dimuat dua media itu telah merendahkan martabat bangsa. ”Penghinaan itu jelas tidak mudah dimaafkan,” sambungnya.

Sebelumnya, dua media itu menulis berita yang menggegerkan dengan mengutip sumber kawat diplomatik Kedutaan Besar AS di Jakarta dan Washington DC. Dokumen tersebut bocor ke WikiLeaks. The Age menulis dengan judul Yudhoyono Abused Power, sementara Sydney Morning Herald menuliskan Corruption allegations against Yudhoyono. Berita tersebut mendapat reaksi keras dari pemerintah Indonesia. (kaltim Post, 12/3).
Sehari berselang, The Age dan Sydney Morning Herald memuat bantahan pemerintah Indonesia. The Age menulis President Reject Corruption Claim dengan mencantumkan tanggapan dari Daniel Sparinga. Sementara Sydney Morning Herald menulis protes keras yang dilontarkan Menlu Marty Natalegawa.

Selain pemuatan tanggapan tersebut dinilai masih belum cukup, Daniel juga mengaku prihatin dengan cara diplomat AS di Jakarta dalam menggolongkan classified information mereka. ”Bagaimana mungkin percakapan di ’’terminal bis” bisa dikirim begitu saja ke Washington DC,” keluhnya. Hal itu, lanjut Daniel, mencerminkan ketidakpedulian yang sangat serius.

Dubes AS untuk Indonesia Scot Marciel, kata dia, memang telah menyampaikan penyesalan sekaligus permintaan maaf. ”Tapi apakah itu cukup baik? Kami rasa tidak,” tegas Daniel. Menurutnya, perlu dilakukan perubahan attitude yang dilakukan diplomat AS di mana pun mereka bekerja dalam memandang diri sendiri dan bangsa lain.

Daniel menambahkan, kesewenang-wenangan dalam membuat penilaian tentang para pemimpin di negeri ini mengandung mentalitas superioritas moral yang tidak patut. ”Kita menolak rasisme, apalagi dalam diplomasi dan hubungan antarbangsa,” tegas Daniel. Dia mengatakan, peritiswa tersebut bisa membuat dingin hubungan antara Indonesia dan AS.

Sementara itu, Deplu AS buka suara terkait bocornya data kawat diplomatik yang dilansir oleh situs Wikileaks. Pemerintah AS kukuh menolak mengomentari materi yang ada dalam situs tersebut. Dalam keterangan pers yang dirilis di situs Kedubes AS di Jakarta, sesuai kebijakan Menlu AS Hillary Rodham Clinton pihaknya menyesalkan dampak data Wikileaks.

’’Menlu AS menyesalkan pembocoran informasi apapun yang dimaksud rahasia, termasuk pembicaraan pribadi antara rekan sejawat atau penilaian dan observasi pribadi dari diplomat kami,’’ tulis keterangan pers yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia itu kemarin (12/3).

Pemerintah AS mengklaim bahwa kebijakan mereka bukan hal yang rahasia. Itu tercermin dalam pernyataan dan tindakan AS di seluruh dunia. Deplu AS menyatakan bahwa pengungkapan informasi rahasia yang tidak sah oleh Wikileaks justru membahayakan nyawa individu yang disebutkan.

AS menyesalkan kebocoran data Wikileaks yang berdampak bagi kerjasama antarnegara. ’’Kami mengutuk pembocoran yang tidak sah tersebut sekaligus melakukan tindakan untuk mencegah pelanggaran keamanan di masa datang,’’ tulis keterangan resmi itu.

AS merujuk pada pernyataan Presiden Barack Obama yakni bahwa negerinya sangat beruntung memiliki mitra tangguh seperti Presiden SBY. AS memuji SBY dan menyebutnya sebagai presiden tangguh yang dipilih secara langsung, dan seorang pemimpin yang telah menuntun Indonesia dalam perjalanannya menuju demokrasi. ’’Kepemimpinan Yudhoyono menjadi sangat penting dalam memajukan kesejahteraan, memperluas kemitraan antara masyarakat kita, dan mempererat kerjasama politik dan keamanan,’’ kutip keterangan itu.

detik.com, MediaIndonesia, kaltimpost.co.id, Inilah.com, dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dimana yaaaa ni blog?????