Get snow effect
inidiablog-nya -_-"

Promosikan Halaman Anda Juga

Jumat, 15 November 2013

TELEMATIKA 4

Apa itu Telematika? Hmmmmm….. kata si Wikipedia,  Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Kalo kata praktisi sih “Telematics“ adalah singkatan dari“Telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Dan kalo menurut gue sendiri, “Telematika” itu segala hal yang menyangkut tentang telekomunikasi dan informasi. Telekomunikasi itu gak harus dikaitkan dengan segala hal yang berbau Elektronik seperti gadget dan teman – temannya dan informasi itu gak harus di hubung hubungkan dengan hal yang berbau data elektronik atau file, contohnya : dua buah kaleng yang dihubungkan dengan seutas benang itu juga sudah termaksut sebuah Telekomunikasi, sebuah surat yang biasa dikirim melalui kantor pos itu juga sudah termaksut sebuah Informasi.


Segi kemanan dari telematika itu sendiri menurut gue kalo dijaman sekarang mah RIBET. Ibaratnya nih “semakin canggih teknologi berkembang semakin canggih juga penjahatnya”. Jadi jangan mikir “wah gue udah make computer dengan spesifikasi tinggi dan file file gue semuanya gue password-in”, eiiiitsssss jangan salah, secanggih canggihnya alat-alat dan teman-temennya Telematika ini bekerja dan mengamankan suatu informasi, pasti tetep bakalan ada ancaman yang ngintilin dari belakan atau bahkan sejajar, ……  ngutak ngatik Registry sama main jaringan Cisco aja masih keleyengan mikirinnya haha… -_-“





bingung mau bahas apa lagi tentang telematika...... pokoknya tuh kaya gitu deh Telematika itu. Semakin berkembang teknologinya, ya semakin berkembang juga ancamannya. So, yang bijak bijak aja kalo ngegunain barang” Telematika, jangan cuma digunain buat main game online sama nonton film exexex *eiiih hahaha :D


Sabtu, 05 Oktober 2013

TELEMATIKA 3

PENGAMANAN TELEMATIKA DILIHAT DARI ASPEK JARINGAN KOMPUTER (KABEL & WIRELES)
Cara pengamanan layanan telematika yang dilihat dari aspek jaringan computer yang menggunakan kabel atau wirelese itu ada 4 yaitu :












A.    Layanan Informasi
Pengertian layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran layanan agar individu dapat memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya. Informasi dapat disajikan dalam berbagai format seperti: teks, gambar, audio, maupun video. Beberapa contoh dari layanan informasi adalah :
a. M – Commerce
b. GPS
c. News and weather
d. Telematik Terminal
e. Jasa pelayanan internet
f. Informasi lalu lintas terbaru

B.     Layanan Keamanan
Layanan keamanan adalah suatu yang sangat penting untuk menjaga agar suatu data dalam jaringan tidak mudahterhapus atau hilang. Sistem dari keamanan ini juga membantu untuk mengamankan jaringan tanpa menghalangi penggunaannya dan menempatkan antisipasi ketika jaringan berhasil ditembus. Keamanan jaringan di sini adalah memberikan peningkatan keamanan tertentu untuk jaringan serta untuk memantau dan memberikan informasi jika sesuatu berjalan tidak seharusnya.
Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Peningkatan keamanan jaringan ini dapat dilakukan terhadap :
a)      Rahasia (privacy)
Dengan banyak pemakai yang tidak dikenal pada jaringan menyebabkan penyembunyian data yang sensitive menjadi sulit.
b)      Keterpaduan data (data integrity)
Karena banyak node dan pemakai berpotensi untuk mengakses system komputasi, resiko korupsi data adalah lebih tinggi.
c)      Keaslian (authenticity)
Hal ini sulit untuk memastikan identitas pemakai pada system remote, akibatnya satu host mungkin tidak mempercayai keaslian seorang pemakai yang dijalankan oleh host lain.
d)     Convert Channel
Jaringan menawarkan banyak kemungkinan untuk konstruksi convert channel untuk aliran data, karena begitu banyak data yang sedang ditransmit guna menyembunyikan pesan.
Keamanan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a.       Integrity
Mensyaratkan bahwa informasi hanya dapat diubah oleh pihak yang memiliki wewenang.
b.      Confidentiality
Mensyaratkan bahwa informasi (data) hanya bisa diakses oleh pihak yang memiliki wewenang.
c.       Authentication
Mensyaratkan bahwa pengirim suatu informasi dapat diidentifikasi dengan benar dan ada jaminan bahwa identitas yang didapat tidak palsu.
d.      Availability
Mensyaratkan bahwa informasi tersedia untuk pihak yang memiliki wewenang ketika dibutuhkan.
e.       Nonrepudiation
Mensyaratkan bahwa baik pengirim maupun penerima informasi tidak dapat menyangkal pengiriman dan penerimaan pesan.

C.     Layanan Context – Aware – Event
Base Context Aware atau istilah lainnya context-awareness diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994, dengan gagasan yang menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Istilah context-awareness mengacu kepada kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer. Tiga hal yang menjadi perhatian sistem context-aware menurut Albrecht Schmidt, yaitu:

a)  The acquisition of context Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan, sebagai contoh : pemilihan konteks lokasi, dengan penggunaan suatu sensor lokasi tertentu (misalnya: GPS) untuk melihat situasi atau posisi suatu lokasi tersebut.
b)    The abstraction and understanding of context Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam suatu konteks.
c)    Application behaviour based on the recognized context Terakhir, dua hal yang paling penting adalah bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.
D.    Layanan Perbaikan Sumber
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umunya.
Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.
Kebutuan akan SDM dapat dilihat dari bidang ekonomi dan bidang politik, yaitu :
1.  Dilihat dari bidang ekonomi Pengembangan telematika ditujukan untuk peningkatan kapasitas ekonomi, berupa peningkatan kapasitas industry produk barang dan jasa.
2.  Dilihat dari bidang politik Bagaimana telematika memberikan kontribusi pada pelayanan public sehingga menghasilkan dukungan politik. Dari kedua bidang tersebut diatas kebutuhan terhadap telematika akan dilihat dari dua aspek, yaitu:
a.       Pengembangan peningkatan kapasitas industry.
b.    Pengembangan layanan publik. Sasaran utama dalam upaya pengembangan SDM telematika yaitu sebagai berikut :
·         Peningkatan kinerja layanan public yang memberikan akses yang luas terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat, pengembangan demokrasi dan transparasi sebagai katalisator pembangaunan.
·         Literasi masyarakat di bidang teknologi telematika yang terutama ditujukan kepada old generator dan today generation sebagai peningkatan, dikemukakan oleh Tapscott.
MOTIF GANGGUAN PADA LAYANAN TELEMATIKA
Motif-motif gangguan yang terjadi pada layanan telematika antara lain:
1.   Noise adalah suatu sinyal gangguan yang bersifat akustik (suara), elektris, maupun elektronis yang hadir dalam suatu sistem (rangkaian listrik/ elektronika) dalam bentuk gangguan yang bukan merupakan sinyal yang diinginkan.
2.     Flooding adalah teknologi informasi yang mengacu kepada salah satu jenis serangan Denial-of-service yang menggunakan paket-paket SYN. Denial of Service (DoS) merupakan serangan dimana suatu pihak mengekploitasi aspek dari suite Internet Protocol untuk menghalangi akses pihak yang berhak atas informasi atau sistem yang diserang.
3.   Virus adalah sebuah program komputer yang dapat menggandakan dirinya secara sendiri dalam sistem komputer. Sebuah worm dapat menggandakan dirinya dengan memanfaatkan jaringan (LAN/WAN/Internet) tanpa perlu campur tangan dari user itu sendiri.
4.    Sniffer adalah sebuah device penyadapan komunikasi jaringan komputer dengan memanfaatkan mode premicious pada ethernet.
CONTOH METODE PENGAMANAN TERHADAP LAYANAN TELEMATIKA
Sebuah metode browsing jaringan disediakan untuk browsing video atau audio data yang di tembak oleh sebuah IP. Jaringan video atau audio metode browsing sesuai mencangkup langkah-langkah dari:
a.   Menjalankan sebuah program splikasi komputetr local untuk mendapatkan kode identifikasi yang disimpan dalam kamera IP.
b.    Transmisi untuk mendaftarkan kode identifikasi ke DDNS (Dinamic Domain Name Server) oleh program aplikasi.
c.     Mendapatkakn kamera IP pribadi alamat dan alamat server pribadi sehingga pasangan IO kamera dan control kamera IP melalui kamera IP pribadi, dan
d.    Kopel ke layanan server melalui alamat server pribadi sehina untuk mendapatkan video atau audio dari yang ditembak oleh kamera IP, dimana server layanan menangkap video atau audio data yang ditembak oleh kamera IP melalui Internet.

Minggu, 29 September 2013

TELEMATIKA 2


PERKEMBANGAN JARINGAN KOMPUTER SEBAGAI SARANA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES TELEMATIKA

Ditahun 1950-an ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer, maka sebuah komputer mesti melayani beberapa terminal (lihat Gambar 1) Untuk itu ditemukan konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri.
Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara seri disetiap host komputer. Dala proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminal- terminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat.
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN. Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN. Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI WIRELESS YANG MELIPUTI HARDWARE, SISTEM OPRASI (OS) DAN PROGRAM APLIKASI DALAM PERANGKAT WIRELESS

Pada tahun 1997 ieee membuat suatu spesifikasi/standar wlan yang pertama dengan kode ieee 802.11 (bekerja pada frekuensi 2.4 ghz). Standar ini diciptakan oleh komite ieee (kode ieee 802) yang menangani standardisasi jaringan lan/man. Hanya sayang kecepatan komunikasi datanya baru 2 mbps. Oleh karena itu, pada tahun 1999 muncul spesifikasi baru bernama 802.11b dimana tipe ini bisa mencapai data rate 11 mbps. Namun, ada satu kelemahan dari tipe ini, yaitubanyak alat-alat lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi ini 2.4 ghz (misal: cordless phone, microwave oven, dll.). Jadi, sangat mungkin terjadi interferensi yang akan menggangu performa wlan tipe ini.

Perubahan dan spesifikasi baru yang lebih mumpuni pun bermunculan. Misalnya, tak lama setelah tipe 802.11b, ieee membuat spek baru 802.11a yang menggunakan frekuensi 5 ghz dan data rate mencapai 54 mbps. Kemudian pada tahun 2002, muncul 802.11g yang menggabungkan kelebihan pada 802.11b dan 802.11a.

Tipe ini bekerja pada frekuensi 2,4ghz dengan kecepatan transfer data teoritis maksimal 54mbps. Peralatan 802.11g kompatibel dengan 802.11b, artinya pemakaiannya dapat saling dipertukarkan. Misalkan saja sebuah komputer yang menggunakan lan card 802.11g dapat memanfaatkan access point 802.11b, dan sebaliknya.pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan teknologi 802.11b dan 802.11g. Teknologi ini dikenal dengan istilah mimo (multiple input multiple output) merupakan teknologi wi-fi terbaru. Mimo dibuat berdasarkan spesifikasi pre-802.11n. Kata ”pre-” menyatakan “prestandard versions of 802.11n”. Lebar frekuensi tipe 802.11n ini 2.4 ghz dengan data rate mencapai 100mbps. Daya tembus mimo terhadap penghalang lebih baik, selain itu jangkauannya lebih luas sehingga anda dapat menempatkan laptop atau klien wi-fi sesuka hati.

v  hardware yang digunakan pada wireless :

1.      Hardware access point + plus
perangkat standard yang digunakan untuk access point. Access point dapat berupa perangkat access point saja atau dengan dual fungsi sebagai internal router.

2.      Pcmcia adapter 
alat ini dapat ditambahkan pada notebook dengan pada pcmcia slot. Model pcmcia juga tersedia dengan tipe g atau double transmit.

3.      Usb wireless adaptor
alat ini mengambil power 5v dari usb port. Untuk kemudahan usb wifi adapter dengan fleksibel ditempatkan bagi notebook dan pc.

4.      Usb add-on pci slot
perangkat ini umumnya diberikan bersama paket mainboard untuk melengkapi perangkat wifi pada sebuah computer. Sama kemampuannya dengan pci card wireless network tetapi mengunakan jack usb internal pada mainboard termasuk pemakaian power diambil dari cable tersebut.

5.      Mini pci bus adapter
pcimini bus adalah slot pci yang disediakan pada notebook dan pemakai dapat menambahkan perangkat seperti wifi adaptor didalam sebuah notebook.

6.      Pci card wireless network
Pci card wireless network dapat juga berupa sebuah card wifi yang ditancapkan pada slot computer atau dengan mengambil power dari usb tetapi dipasangkan pada pci slot. Perangkat wireless network dapat juga diaktifkan menjadi access point. Perangkat jenis pci card dipasangkan permanen pada sebuah desktop pc.

v  software yang digunakan pada wireless
1.      Wireless wizard
meningkatkan keandalan dan penggunaan dari setiap wifi, wimax, lte, 3g atau jaringan data nirkabel.

2.      Easy wifi radar
untuk menemukan dan terhubung untuk membuka jalur akses nirkabel dengan mouseclick tunggal. Terhubung ke hotspot gratis tanpa kerumitan.

3.      Advanced port scanner
dapat memindai port sangat cepat, berisi deskripsi untuk port umum, dan dapat melakukan scan pada rentang port yang telah ditentukan.

PENJELASAN DAN GAMBARAN FITUR LAYOUT TELEMATIKA

Gambaran Fitur layout telematika :
Pada dasarnya, fitur layout telematika terbagi 6 macam fitur layanan, antara lain :


1.      Head Up Display System
Head Up Display (HUD) merupakan sebuah tampilan transparan yang menampilkan data tanpa mengharuskan penggunanya untuk melihat ke arah yang lain dari sudut pandang biasanya. Asal nama dari alat ini yaitu pengguna dapat melihat informasi dengan kepala yang terangkat (head up) dan melihat ke arah depan daripada melihat ke arah bawah bagian instrumen.

2.      Tangible User Interface
Tangible User Interface, yang disingkat TUI, adalah antarmuka dimana seseorang dapat berinteraksi dengan informasi digital lewat lingkungan fisik. Nama inisial Graspable User Interface, sudah tidak lagi digunakan. Salah satu perintis TUI ialah Hiroshi Ishii, seorang profesor di Laboratorium Media MIT yang memimpin Tangible Media Group. Pandangan istimewanya untuk tangible UI disebut tangible bits, yaitu memberikan bentuk fisik kepada informasi digital sehingga membuat bit dapat dimanipulasi dan diamati secara langsung.

3.      Computer Vision
Computer Vision (komputer visi) merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi dari mesin yang melihat. Dalam aturan pengetahuan, komputer visi berhubungan dengan teori yang digunakan untuk membangun sistem kecerdasan buatan yang membutuhkan informasi dari citra (gambar). Data citranya dapat dalam berbagai bentuk, misalnya urutan video, pandangan deri beberapa kamera, data multi dimensi yang di dapat dari hasil pemindaian medis.

4.      Browsing Audio Data
Browsing Audio Data merupakan metode browsing jaringan yang digunakan untuk browsing video / audio data yang ditangkap oleh sebuah IP kamera.

5.      Speech Recognition
Dikenal juga dengan pengenal suara otomatis (automatic speech recognition) atau pengenal suara komputer (computer speech recognition). Merupakan salah satu fitur antarmuka telematika yang merubah suara menjadi tulisan. Istilah ‘voice recognition’ terkadang digunakan untuk menunjuk ke speech recognition dimana sistem pengenal dilatih untuk menjadi pembicara istimewa, seperti pada kasus perangkat lunak untuk komputer pribadi, oleh karena itu disana terdapat aspek dari pengenal pembicara, dimana digunakan untuk mengenali siapa orang yang berbicara, untuk mengenali lebih baik apa yang orang itu bicarakan. Speech recognition merupakan istilah masukan yang berarti dapat mengartikan pembicaraan siapa saja.

6.      Speech Synthesis
Speech synthesis merupakan hasil kecerdasan buatan dari pembicaraan manusia. Komputer yang digunakan untuk tujuan ini disebut speech syhthesizer dan dapat diterapkan pada perangkat lunak dan perangkat keras. Sebuah sistem text to speech (TTS) merubah bahasa normal menjadi pembicaraan.

Sabtu, 28 September 2013

TELEMATIKA 1

DEFINISI TELEMATIKA
Asal Mula Kata TELEMATIKA Ini adalah salah satu pengertian tentang telamatika yang saya dapatkan. Semoga artikel ini dapat berguna bagi pembaca yang melihat blog saya.
Orang Indonesia ternyata memang sering sekali mengadopsi bahasa. Salah satu contohnya adalah kata “TELEMATIKA” yang seringkali diidentikkan de



ngan dunia internet di Indonesia. Dari hasil pencarian makna telematika ternyata Telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology). Salah satu milis internet Indonesia terbesar adalah milis Telematika. Dari milis inipun tidak ada penjelasan mengapa milis ini bernama telematika, yang jelas arsip pertama kali tercatat dikirimkan pada tanggal 15 Juli 1999. Dari hasil pencarian di arsip mailing list Telematika saya menemukan salah satu ulir diskusi¬ menarik (membutuhkan login) tentang penamaan Telematika yang dikirimkan oleh Paulus Bambang Wirawan.
Untuk mengerti makna TELEMATIKA yang menurut pak Moedjiono yang merupakan konvergensi dari Tele=”Telekomunikasi”, ma=”Multimedia” dan tika=”Informatika” kita perlu perhatikan perbedaan antara BIDANG ILMU. Dalam perkembangannya istilah Media dalam TELEMATIKA berkembang menjadi wacana MULTIMEDIA. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat, karena istilah Multimedia semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambiguitas jika istilah TELEMATIKA dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika. Secara garis besar istilah Teknologi Informasi (TI), TELEMATIKA, MULTIMEDIA, maupun Information and Communication Technologies (ICT) mungkin tidak jauh berbeda maknanya, namun sebagai definisi sangat tergantung kepada lingkup dan sudut pandang pengkajiannya.
Jika membaca dari kedua tulisan diatas saya bisa menyimpulkan bahwa sampai saat ini kepanjangan Telematika masih rancu antara “Telekomunikasi dan Informatika” ataukah “Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika”. 




MEDIA TELEMATIKA
Menurut Wikipedia,  Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Istilahtelematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
  • Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
  • Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
  • Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles dan vehicle telematics).
Para praktisi menyatakan bahwa “Telematics“ adalah singkatan dari“Telecommunication” and “informatics” sebagai wujud dari perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal sebagai “the new hybrid technology”yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi). Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi teknologi informasikomunikasi pada saat itu.
Belakangan baru disadari bahwa penggunaan sistem komputer dan sistem komunikasi ternyata juga menghindarkan media komunikasi baru. Lebih jauh lagi istilah Telematika kemudian merujuk pada perkembangan konvergensi antara telekomunikasi, media dan informatika yang semula masing-masing berkembang secara terpisah.
Konvergensi Telematika kemudian dipahami sebagai sistem elektronik berbasiskan teknologi digital atau “The Net”. Dalam perkembangannya istilah “media” dalam Telematika berkembang menjadi wacana “multimedia”. Hal ini sedikit membingungkan masyarakat,karena istilah “multimedia” semula hanya merujuk pada kemampuan sistem komputer untuk mengolah informasi dalam berbagai medium. Adalah suatu ambigus jika istilah Telematika dipahami sebagai akronim Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.
Menurut instruksi presiden RI no.6 tahun 2001 tentang kerangka kebijakan perkembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia didapat pengertian telematika sebagai berikut : “……. Telekomunikasi, media dan informatika atau disingkat sebagai teknologi telematika…”. (http://www.indonesia.go.id/id/produk_uu/isi/inpres2001/ip%206-2001%20lamp.html).
Alfin Toffler berpendapat bahwa teknologi telekomunikasi dan informatika, kini populer dengan nama telematika(Yuliar,2007). Menurut Yusuf Hadi Miarso (2007) telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary (digital). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel (gelombang suara,elektromagnetik, dan cahaya). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary (digital). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology) yang lebih  dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Telematika merupakan konvergensi antara teknologi Telekomunikasi , Media dan Informatika yang digunakan untuk keperluan pemrosesan data
dengan sistem binary / digital.
Dan media- media yang dapat disebut sebagai media telematika adalah :
·         Handphone
·         LCD Proyektor,
·         Printer,
·         Ploter,
·         Scanner,
·         Digitizer.
·         Aplikasi Keselamatan dan Keamanan misalnya: SOS, Kontrol Jarak Jauh, Tracking Otomatis, dll.
·         Aplikasi navigasi : informasi Trafiki, Cuaca, GPS, dll.
·         Aplikasi komunikasi : Handfree, SMS dan MMS, Video Call, dll
·         Hiburan : Musik, Video, Game, dll.
·         Aplikasi bidang kesehatan misalnya: Respon Kecelakaan, Rekam Medis, Manajemen Sumber Daya, konsultasi Jarak jauh, dll.
·         Aplikasi bidang pemerintahan : Layanan Kependudukan, Catatan Sipil, SIM, dll.
·         Aplikasi Bidang pendidikan
·         Internet
·         Video Conference
·         GPS
·         Game


PERKEMBANGAN TELEMATIKA SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET MUNCUL

Perkembangan Telematika diIndonesia sebelum internet muncul
·         Periode Rintisan (berlangsung pada akhir tahun 1970an – akhir tahun 1980an). Pada periode rintisan ini penggunaan telematika sangat terbatas. Pada periode ini, masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa

·         Periode Pengenalan (berlangsung tahun 1980an). Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.

Perkembangan Telematika KHUSUS diIndonesia setelah internet muncul
·         Periode Pengenalan Telematika. Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996. Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.
·         Periode Aplikasi. Pada periode ini, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada cafĂ© dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.

HARAPAN DENGAN PERKEMBANGAN TELEMATIKA DI INDONESIA

Dengan melihat berbagai perkembangan yang sangat signifikan dalam hal media telekomunikasi khususnya telematika, ini merupakan suatu perkembangan yang tanpa batas dengan mengenyampingkan suatu hal yang bersifat privasi. Melihat dewasa ini banyak media komunikasi yang lebih mementingkan kesuksesan perusahaan terkait dalam hal komersil tentunya dan mengenyampingan hal utama dari tujuan adanya telekomunikasi ,untuk mempermudah kinerja atau kerja manusia dalam banyak hal.

Harapan kita khususnya saya iyalah semoga dimasa mendatang media telematika dapat berfungsi kembali sebagai alat untuk mempermudah kinerja atau kerja manusia pada khalayaknya.


Rabu, 17 Juli 2013

Tugas Bahasa Indonesia ke - 1


Tugas 1

Bahasa Indonesia 2
Pemanfaatan NLP (Neuro Language Programing)

ARIF PRAYOGO
11110079
3KA02

LATAR BELAKANG PENELITIAN
Perbedaan fisik, seperti bentuk wajah dan tubuh adalah sejumlah fitur pembeda yang paling umum digunakan manusia untuk membedakan identitas. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia memerlukan suatu metode pengidentifikasian yang secara mutlak dapat diaplikasikan sebagai alat pembeda identitas (Sarwono, 2009). Salah satu metode yang diterapkan dalam hal ini adalah penerapan frekuensi formant. Pada dasarnya formant merupakan salah satu elemen kebahasaan yang bersifat dinamis. Fant (1960) mendefinisikan frekuensi formant sebagai puncak spektral spektrum bunyi. Frekuensi ini di sebut P(F) atau formants. Fant (1960) menyatakan bahwa formants berkaitan dengan frekuensi resonansi organ-organ bunyi suara yang dimiliki. Oleh karena itu, frekuensi formant yang dihasilkan oleh setiap manusia tidak pernah sama satu dengan yang lain.

TUJUAN PENELITIAN
Menemukan dan membandingkan nilai frekuensi formant dan secara spesifik nilai formant dari central frequency bunyi bahasa.
Menemukan pola-pola frekuensi formant yang dimiliki suara.

TARGET PENELITIAN
1.         Penutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2.         Tinggal dalam lingkungan pengguna bahasa Indonesia dan   bahasa Inggris.
3.         Intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris             cukup tinggi.
4.         Usia 25 – 30 tahun.
5.         Masih memiliki artikulator yang lengkap.
Responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Seluruh responden merupakan staf pengajar pada Jurusan Budaya dan Bahasa Inggris di Universitas Bunda Mulia, Jakarta.

METODE PENELITIAN
1.Tipe Penelitian
            Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dikaji secara kuantitatif. Pengkajian secara kuantitaif dilakukan penulis dengan melakukan pengujian secara matematis atas data-data yang menjadi subjek penelitian. Melalui perhitungan matematis ini, penulis mencoba menggambarkan suatu implikasi yang dapat digunakan dalam ranah linguistik forensik.
2. Objek Penelitian
            Objek penelitian ini adalah 10 orang responden.



HASIL PENELITIAN
Dari setiap bunyi yang dihasilkan akan dicari nilai formant. Bunyi-bunyi yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Dengan menggunaan program tersebut penulis mencari standard deviation dari frekuensi-frekuensi formant yang dikandung bunyi. Melalui standard deviation (simpangan baku) dapat dihitung dan ditentukan tingkat penyimpangan untuk suatu kelompok bunyi secara keseluruhan. Penyimpangan yang dimaksud digunakan sebagai parameter pembeda identitas. Oleh karena itu pengolahan data dibatasi pada pencarian nilai formant dan sifatsifat yang dikandung oleh frekuensi frekuensi formant.

KESIMPULAN PENULISAN
Bunyi yang dihasilkan memiliki nilai formant yang tidak pernah sama. Hal ini membuktikan bahwa nilai formant yang dihasilkan oleh setiap orang tidak sama walaupun orang - orang tersebut memproduksi bunyi yang sama. Di samping itu, penulis juga menemukan bahwa bunyi yang disampaikan oleh orang yang sama juga tidak memiliki nilai formant yang sama. Berkaitan dengan hal ini, penulis mencari batas toleransi nilai formant yang dapat diterima sebagai penanda identitas. Dalam hal ini, penulis mencari simpangan baku maksimum atas sejumlah bunyi bahasa yang sama dan diproduksi oleh orang yang sama.
SARAN PENULIS
Sejalan dengan pemaparan yang disampaikan pada teknik pengumpulan data sebelumnya, penulis menemukan bahwa perbedaan bahasa mempengaruhi proses analisis. Oleh karena itu, perbandingan bunyi dalam proses identifikasi dan verifikasi sebaiknya dilakukan antarbahasa yang sama. Perbedaan bahasa sumber dan bahasa target dapat mempengaruhi ketepatan hasil analisis. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari sejumlah kekurangan. Kesimpulan di atas belum menjawab efektivitas batas toleransi dalam proses identifikasi dan verifikasi bunyi sumber dan target. Oleh karena itu, penulis akan terus mengembangkan kajian ini dengan menggunakan sumber data yang lebih besar dan bervariasi. Berkaitan dengan hal tersebut penulis juga menemukan bahwa kondisi paralinguistik, seperti kondisi emosional dan fisik acapkali  mempengaruhi fitur-fitur kebahasaan, hal ini tentulah mempengaruhi pemroduksian bunyi bahasa. Sejalan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan bahwa pengembangan identifikasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan fitur-fitur akustik lainnya yang tidak dapat dipengaruhi oleh kondisi paralinguistik.
SOFTWARE
SOFTWARE YANG DIGUNAKAN ADALAH PRAAT
PRAAT versi 4.5.14 penulis menemukan batas toleransi yang dapat digunakan sebagai penanda identitas. Melalui hal ini penulis menggambarkan suatu implikasi yang lebih lanjut dapat dikembangkan dalam kajian linguistik forensik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dellwo, Volker. Forensic Phonetics. 2003.
3. Fant, G. 1960. Acoustic Theory of Speech Production. The Hague: Mouton and Co.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University
Press.
4. Nolan, et. al. 2006. A Forensic Phonetic Study of ’Dynamic’ Sources of Variability in Speech: The
DyVis Project. Hal: 13-18.
5. Sarwono, Joko. Suara Manusia: Unik kah?. 2009. http://jokosarwono.wordpress.com/2009/03/17/suara_manusia_unik_kah/
(diakses pada 25 Juli 2011)
6. Webb, David. 2007. All About Forensic Science. com.
7. http://www.all-about-forensic-science.com/all-about-forensic-science-website.html
(diakses pada 25 Juli 2011)

dimana yaaaa ni blog?????