Get snow effect
inidiablog-nya -_-"

Promosikan Halaman Anda Juga

Rabu, 17 Juli 2013

Tugas Bahasa Indonesia ke - 1


Tugas 1

Bahasa Indonesia 2
Pemanfaatan NLP (Neuro Language Programing)

ARIF PRAYOGO
11110079
3KA02

LATAR BELAKANG PENELITIAN
Perbedaan fisik, seperti bentuk wajah dan tubuh adalah sejumlah fitur pembeda yang paling umum digunakan manusia untuk membedakan identitas. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia memerlukan suatu metode pengidentifikasian yang secara mutlak dapat diaplikasikan sebagai alat pembeda identitas (Sarwono, 2009). Salah satu metode yang diterapkan dalam hal ini adalah penerapan frekuensi formant. Pada dasarnya formant merupakan salah satu elemen kebahasaan yang bersifat dinamis. Fant (1960) mendefinisikan frekuensi formant sebagai puncak spektral spektrum bunyi. Frekuensi ini di sebut P(F) atau formants. Fant (1960) menyatakan bahwa formants berkaitan dengan frekuensi resonansi organ-organ bunyi suara yang dimiliki. Oleh karena itu, frekuensi formant yang dihasilkan oleh setiap manusia tidak pernah sama satu dengan yang lain.

TUJUAN PENELITIAN
Menemukan dan membandingkan nilai frekuensi formant dan secara spesifik nilai formant dari central frequency bunyi bahasa.
Menemukan pola-pola frekuensi formant yang dimiliki suara.

TARGET PENELITIAN
1.         Penutur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2.         Tinggal dalam lingkungan pengguna bahasa Indonesia dan   bahasa Inggris.
3.         Intensitas penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris             cukup tinggi.
4.         Usia 25 – 30 tahun.
5.         Masih memiliki artikulator yang lengkap.
Responden yang merupakan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana). Seluruh responden merupakan staf pengajar pada Jurusan Budaya dan Bahasa Inggris di Universitas Bunda Mulia, Jakarta.

METODE PENELITIAN
1.Tipe Penelitian
            Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dikaji secara kuantitatif. Pengkajian secara kuantitaif dilakukan penulis dengan melakukan pengujian secara matematis atas data-data yang menjadi subjek penelitian. Melalui perhitungan matematis ini, penulis mencoba menggambarkan suatu implikasi yang dapat digunakan dalam ranah linguistik forensik.
2. Objek Penelitian
            Objek penelitian ini adalah 10 orang responden.



HASIL PENELITIAN
Dari setiap bunyi yang dihasilkan akan dicari nilai formant. Bunyi-bunyi yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 17.0. Dengan menggunaan program tersebut penulis mencari standard deviation dari frekuensi-frekuensi formant yang dikandung bunyi. Melalui standard deviation (simpangan baku) dapat dihitung dan ditentukan tingkat penyimpangan untuk suatu kelompok bunyi secara keseluruhan. Penyimpangan yang dimaksud digunakan sebagai parameter pembeda identitas. Oleh karena itu pengolahan data dibatasi pada pencarian nilai formant dan sifatsifat yang dikandung oleh frekuensi frekuensi formant.

KESIMPULAN PENULISAN
Bunyi yang dihasilkan memiliki nilai formant yang tidak pernah sama. Hal ini membuktikan bahwa nilai formant yang dihasilkan oleh setiap orang tidak sama walaupun orang - orang tersebut memproduksi bunyi yang sama. Di samping itu, penulis juga menemukan bahwa bunyi yang disampaikan oleh orang yang sama juga tidak memiliki nilai formant yang sama. Berkaitan dengan hal ini, penulis mencari batas toleransi nilai formant yang dapat diterima sebagai penanda identitas. Dalam hal ini, penulis mencari simpangan baku maksimum atas sejumlah bunyi bahasa yang sama dan diproduksi oleh orang yang sama.
SARAN PENULIS
Sejalan dengan pemaparan yang disampaikan pada teknik pengumpulan data sebelumnya, penulis menemukan bahwa perbedaan bahasa mempengaruhi proses analisis. Oleh karena itu, perbandingan bunyi dalam proses identifikasi dan verifikasi sebaiknya dilakukan antarbahasa yang sama. Perbedaan bahasa sumber dan bahasa target dapat mempengaruhi ketepatan hasil analisis. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari sejumlah kekurangan. Kesimpulan di atas belum menjawab efektivitas batas toleransi dalam proses identifikasi dan verifikasi bunyi sumber dan target. Oleh karena itu, penulis akan terus mengembangkan kajian ini dengan menggunakan sumber data yang lebih besar dan bervariasi. Berkaitan dengan hal tersebut penulis juga menemukan bahwa kondisi paralinguistik, seperti kondisi emosional dan fisik acapkali  mempengaruhi fitur-fitur kebahasaan, hal ini tentulah mempengaruhi pemroduksian bunyi bahasa. Sejalan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan bahwa pengembangan identifikasi dapat dilaksanakan dengan menggunakan fitur-fitur akustik lainnya yang tidak dapat dipengaruhi oleh kondisi paralinguistik.
SOFTWARE
SOFTWARE YANG DIGUNAKAN ADALAH PRAAT
PRAAT versi 4.5.14 penulis menemukan batas toleransi yang dapat digunakan sebagai penanda identitas. Melalui hal ini penulis menggambarkan suatu implikasi yang lebih lanjut dapat dikembangkan dalam kajian linguistik forensik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dellwo, Volker. Forensic Phonetics. 2003.
3. Fant, G. 1960. Acoustic Theory of Speech Production. The Hague: Mouton and Co.
Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Matthews, Peter. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford: Oxford University
Press.
4. Nolan, et. al. 2006. A Forensic Phonetic Study of ’Dynamic’ Sources of Variability in Speech: The
DyVis Project. Hal: 13-18.
5. Sarwono, Joko. Suara Manusia: Unik kah?. 2009. http://jokosarwono.wordpress.com/2009/03/17/suara_manusia_unik_kah/
(diakses pada 25 Juli 2011)
6. Webb, David. 2007. All About Forensic Science. com.
7. http://www.all-about-forensic-science.com/all-about-forensic-science-website.html
(diakses pada 25 Juli 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

dimana yaaaa ni blog?????